RSS

Ahlul Bait

Ahlul-Bait (Bahasa Arab: ﻞھأ ﺖﯿﺒﻟا ) adalah istilah yang berarti "Orang Rumah" atau keluarga. Dalam tradisi Islam istilah itu mengarah kepada keluarga Muhammad. Terjadi perbedaan dalam penafsiran baik Muslim Syi'ah maupun Sunni. Syi'ah berpendapat bahwa Ahlul Bait mencakup lima orang yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husain sebagai anggota Ahlul Bait (di samping Muhammad). Sementara Sunni berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah keluarga Muhammad dalam arti luas, meliputi istri-istri dan cucu-cucunya, hingga terkadang ada yang memasukkan mertua-mertua dan menantu-menantunya.

Daftar isi

1 Istilah Ahlul Bait

1.1 Syi'ah

1.2 Sunni dan Salafi

1.3 Sufi dan sebagian Sunni

2 Istilah Ahlul Kisa

2.1 Hadist Shahīh Ahlul Kisa

3 Interpretasi Syi'ah, Sunni dan Sufi

3.1 Syi'ah

3.2 Sunni dan Salafi

3.3 Sufi

4 Kekhalifahan

4.1 Khalifah zhahir

4.2 Khalifah bathin

5 Perkembangan Ahlul Bait

5.1 Setelah wafatnya Muhammad

5.2 Setelah berakhirnya Bani Abbasiyah

5.2.1 Perkembangan di berbagai negara

5.2.2 Mazhab yang dianut

6 Referensi

1. Istilah Ahlul Bait

1.1. Syi'ah

Kaum Syi’ah lebih mengkhususkan istilah Ahlul Bait Muhammad yang hanya mencakup Ali dan istrinya Fatimah, putri Muhammad beserta putra-putra mereka yaitu al-Hasan dan al-Husain (4 orang ini bersama Muhammad juga disebut Ahlul Kisa atau yang berada dalam satu selimut) dan keturunan mereka. Hal ini diperkuat pula dengan hadits-hadits seperti contoh berikut: “Aisyah menyatakan bahwa pada suatu pagi, Rasulullah keluar dengan mengenakan kain bulu hitam yang berhias. Lalu, datanglah Hasan bin Ali, maka Rasulullah menyuruhnya masuk. Kemudian datang pula Husain lalu beliau masuk bersamanya. Datang juga Fathimah, kemudian beliau menyuruhnya masuk. Kemudian datang pula Ali, maka beliau menyuruhnya masuk, lalu beliau membaca ayat 33 surah al-Ahzab, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (1)

1.2. Sunni dan Salafi

Makna “Ahl” dan “Ahlul Bait” dalam pengertian leksikal berarti penghuni rumah, termasuk isteri dan anak-anak. Pengertian ini dianut sebagian kalangan Sunni dan Salafi, yang menyatakan bahwa ahlul bait Muhammad mencakup pula istri-istri, mertua-mertua, juga menantu-menantu dan cucu-cucunya. Sufi dan sebagian SunniKalangan Sufi dan sebagian kaum Sunni menyatakan bahwa Ahlul-Bait adalah anggota keluarga Muhammad yang dalam hadits disebutkan haram menerima zakat, seperti keluarga Ali dan Fatimah beserta putra-putra mereka (Hasan dan Husain) serta keturunan mereka. Juga keluarga Abbas bin Abdul-Muththalib, serta keluarga-keluarga Ja’far dan Aqil yang bersama Ali merupakan putra-putra Abu Thalib. Adapun risalah lengkap sebagaimana yang tercantum dalam ShahihMuslim adalah sebagai berikut:

Yazid bin Hayyan berkata, "Aku pergi ke Zaid bin Arqam bersama Husain bin Sabrah dan Umar bin Muslim. Setelah kami duduk, Husain berkata kepada Zaid bin Arqam, 'Hai Zaid, kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Kau melihat Rasulullah, kau mendengar sabda beliau, kau bertempur menyertai beliau, dan kau telah shalat dengan diimami oleh beliau. Sungguh kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Karena itu, sampaikan kepada kami hai Zaid, apa yang kau dengar dari Rasulullah!'" "Kata Zaid bin Arqam, 'Hai kemenakanku, demi Allah, aku ini sudah tua dan ajalku sudah semakin dekat. Aku sudah lupa sebagian dari apa yang aku dengar dari Rasulullah. Apa yang bisa aku sampaikan kepadamu terimalah dan apa yang tidak bisa aku sampaikan kepadamu janganlah kamu memaksaku untuk menyampaikannya.'"

"Kemudian Zaid bin Arqam mengatakan, 'Pada suatu hari Rasulullah berdiri dengan berpidato di suatu tempat air yang disebut Khumm antara Mekkah dan Madinah. Beliau memuji Allah, kemudian menyampaikan nasihat dan peringatan, lalu beliau bersabda, Ketahuilah saudara-saudara bahwa aku adalah manusia seperti kalian. Sebentar lagi utusan Tuhanku (malaikat pencabut nyawa) akan datang lalu dia diperkenankan. Aku akan meninggalkan untuk kalian dua hal yang berat, yaitu:

1) Al-Qur'an yang berisi petunjuk dan cahaya, karena itu laksanakanlah isi Al-Qur'an dan pegangilah. (Beliau mendorong dan mengimbau pengamalan Al-Qur'an).

2) Keluargaku. Aku ingatkan kalian agar berpedoman dengan hukum Allah dalam memperlakukan keluargaku (tiga kali)". Husain bertanya kepada Zaid bin Arqam, "Hai Zaid, siapa Ahlul Bait (keluarga) Rasulullah itu? Bukankah istri-istri beliau Ahlul Baitnya?" Kata Zaid bin Arqam, "Istri-istri beliau adalah Ahlul Baitnya, tetapi Ahlul Bait beliau adalah orang yang diharamkan menerima zakat sampai sepeninggal beliau." Kata Husain, "Siapa mereka itu?" Kata Zaid bin Arqam, "Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas." Kata Husain, "Apakah mereka semua diharamkan menerima zakat?" Jawab Zaid, "Ya." (2)

2. Istilah Ahlul Kisa

Kaum Sufi yang memiliki keterikatan dengan Ahlul Kisa, yaitu keluarga Ali bin Abu Talib k.w. [3] dan Fatimah az-Zahra baik secara zhahir (faktor keturunan) dan secara bathin (do'a dan amalan) sangat mendukung keutamaan Ahlul Kisa. Tetapi, Sufi berpendapat bahwa Ahlul Bait bukan hanya Ahlul Kisa sesuai dengan hadits tsaqalayn. Sufi berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah mereka yang haram menerima zakat, yaitu keluarga Ali, Aqil dan Ja'far (yang merupakan putra-putra Abu Thalib) dan keluarga Abbas (Hadits Shahih Muslim dari Zaid bin Arqam). Dengan demikian kaum Sufi dalam hal kekhalifahan memiliki perbedaan tajam dengan kaum Syi'ah.

2.1. Hadist Shahīh Ahlul Kisa

Shahīh Muslim, vol. 7, hal. 130

Aisyah berkata, "Pada suatu pagi, Rasulullah saw keluar rumah menggunakan jubah (kisa) yang terbuat dari bulu domba. Hasan datang dan kemudian Rasulullah menempatkannya di bawah kisa tersebut. Kemudian Husain datang dan masuk ke dalamnya. Kemudian Fatimah ditempatkan oleh Rasulullah di sana. Kemudian Ali datang dan Rasulullah mengajaknya di bawah kisa dan berkata, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab [33]:33) [4]

Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Manâqib

Ummu Salamah mengutip bahwa Rasulullah saw menutupi Hasan, Husain, Ali dan Fatimah dengan kisa-nya, dan menyatakan, "Wahai Allah! Mereka Ahlul Baitku dan yang terpilih. Hilangkan dosa dari mereka dan sucikanlah mereka!" Ummu Salamah berkata, "Aku bertanya pada Rasulullah saw, Wahai Rasul Allah! Apakah aku termasuk di dalamnya?" Beliau menjawab, "Engkau berada dalam kebaikan (tetapi tidak termasuk golongan mereka)." Imam Turmudzi menulis di bawah hadits ini, "Hadits ini shahīh dan bersanad baik, serta merupakan hadits terbaik yang pernah dikutip mengenai hal ini." [5]

3. Interpretasi Syi'ah, Sunni dan Sufi

3.1. Syi'ah

Kaum Syi'ah, khususnya Mazhab Dua Belas Imam menafsirkan bahwa Ahlul Bait adalah "anggota rumah tangga"Muhammad dan mempercayai bahwa mereka terdiri dari: Muhammad, Ali bin Abi Thalib, Fatimah az-Zahra, Hasan bin Ali, dan Husain bin Ali. Kaum Syi'ah percaya bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait yang disucikan sesuai dengan ayat tathîr (penyucian) (QS. Al-Ahzab [33]:33), adalah mereka yang termasuk dalam Ahlul-Kisa yaitu Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain serta 9 imam berikutnya yang merupakan keturunan dari Husain. Sesuai dengan hadits di atas, Syi'ah berpendapat bahwa istri-istri Muhammad tidak termasuk dalam Ahlul Bait, sebagaimana pendapat Sunni yang memasukkan istri-istri Muhammad.

3.2. Sunni dan Salafi

Kaum Sunni juga mempercayai hadits sahih mengenai keistimewaan kedudukan Ahlul Bait tersebut seperti kaum Syi'ah, meskipun kaum Sunni tidak berpendapat bahwa hak kepemimpinan umat (khalifah) harus dipegang oleh keturunan Ahlul Bait. Hadits itu juga menyatakan bahwa kedua cucu Muhammad, yaitu Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, adalah sayyid (pemuka). Muhammad bin Abdul Wahhab menolak pengistimewaan yang berlebihan terhadap keturunan Ahlul Bait. Ini kemungkinan disebabkan karena pertentangan mereka terhadap kaum Syi'ah, meskipun kaum Sunni pada umumnya tetap memandang hormat terhadap para keturunan Ahlul Bait. Kaum Wahhabi berpendapat bahwa istilah Ahlul Bait memang hanya mencakup keluarga Ali, akan tetapi keluarga Muhammad mencakup seluruh umat Muslim yang taat, sebab hubungan kekeluargaan tersebut adalah berdasarkan takwa pada kepercayaan Islam, dan bukan berdasarkan pada darah keturunan. Kaum Wahhabi percaya bahwa setiap orang yang taat adalah bagian dari Ahlul Bait, dan bahwa beberapa orang secara khusus disebutkan sebagai bagian daripadanya. Beberapa orang ini, adalah istri-istri Muhammad, yang menurut pendapat mereka disebutkan di dalam Al Qur'an sebagai bagian dari Ahlul Bait.

3.3. Sufi

Kaum Sufi menyepakati bahwa semua pendiri Tariqah Mu'tabaroh mestilah dari golongan Ahlul Bait, yaitu berasal dari keturunan Hasan bin Ali atau Husain bin Ali. Para masyaikh pendiri tariqah-tariqah Islam setelah wafatnya Rasulullah yang merupakan golongan Ahlul Bait, misalnya:

· As-Sayyid As-Syaikh Bahau'uddin Naqsyabandi (Tariqah Naqsyabandi)

· As-Sayyid Al-Faqih Muqaddam Muhammad bin 'Ali BaAlawi Al-Husaini (Tariqah Al-BaAlawi)

· As-Sayyid As-Syaikh Abdul Qadir Jilani Al-Hasani (Tariqah Qadiriyah)

· As-Sayyid As-Syaikh Ahmad bin Idris Al-Hasani (Tariqah Ahmadiyah Idrissiyah)

· As-Sayyid As-Syaikh Abil Hasan Asy-Syazuli (Tariqah Syadziliyyah)

Silsilah ajaran mereka kebanyakannya melalui Imam Ja'far ash-Shadiq, dan semuanya mendapat sanad dari Ali bin Abi Thalib. Tariqah Naqsyabandiah adalah satu-satunya tariqah yang juga mendapat sanad dari Abu Bakar.

4. Kekhalifahan

Kaum Sufi berpendapat kekhalifahan ada 2 macam, yaitu : Khalifah secara zhahir (Waliyyul Amri, Surat An Nisaa' ayat 59) "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." atau mereka yang menjadi kepala pemerintahan umat Islam; dan Khalifah secara bathin (Waliyyul Mursyid, Surat Al Kahfi ayat 17) "Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk (Waliyyan Mursyida) kepadanya." atau mereka yang menjadi pembina rohani umat Islam.

4.1. Khalifah zhahir

Menurut kalangan Sufi kekhalifahan yang zhahir (lahiriah) boleh saja dipegang oleh orang muslim yang kurang beriman atau mukmin tapi kurang bertakwa, dalam keadaan darurat atau karena sudah takdir yang tak bisa dihindari. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perkataan ‘athii’ sebelum ‘waliyyul amri’, kata ‘athii’ atau taatlah hanya ditempelkan kepada ‘Allah’ kemudian ditempelkan kepada ‘Rasul’ sehingga lafadz lengkapnya menjadi, ”Athiiullahu wa athiiurasuul wa ulil amri minkum”. Berarti taat yang mutlak hanya kepada Allah dan Rasulnya. Taat kepada ulil amri (pemimpin) dapat dilakukan dengan syarat ia taat lebih dulu kepada Allah dan Rasulnya. Memilih seorang pemimpin atas dasar ketaatan kepada Allah adalah hal yang logis dan jauh lebih mudah dari pada memilih seorang emimpin atas dasar 'maksum' atau kesucian, karena 'taat' kepada Allah adalah suatu yang dapat terlihat kurang-lebihnya di dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain ayat ini dalam pandangan kaum Sunni dan kaum Sufi menunjukkan tidak adanya syarat ‘maksum’ bagi Waliyyul Amri (pemimpin pemerintahan). Sangat mungkin ini adalah petunjuk Allah bagi umat Islam untuk menerima siapapun pemimpinnya di setiap zaman, selama ia taat kepada Allah dan Rasulnya, karena sesuai dengan akal sehat yang dimiliki umat manusia bahwa ‘tak ada yang mengetahui hamba Allah yang suci atau ‘maksum’, kecuali Allah sendiri.’

4.2. Khalifah bathin

Kekhalifahan bathin, karena harus mempunyai syarat kewalian dalam pengertian bathin, tak mungkin dijatuhkan kecuali kepada orang mukmin yang bertakwa dan dicintai Allah (Surat Yunus 62-64). Kekhalifahan bathin atau jabatanWaliyyul Mursyid (pemimpin rohani) adalah mereka yang mempunyai ilmu dan karakter (kurang-lebih) seperti Nabi Khidir di dalam Surat Al Kahfi. Hikmah tidak disebutkannya kata 'Nabi Khidir' juga boleh jadi mengisyaratkan setiap zaman akan ada manusia yang terpilih seperti itu. Didalam sejarah tarekat kaum Sufi, para Wali Mursyid sebagian besarnya adalah keturunan Ali dari Fatimah baik melalui Hasan dan Husain. Menurut kaum Sufi memaksakan kekhalifahan zhahir hanya untuk keluarga Ali adalah suatu yang musykil/mustahil karena bila menolak 3 khalifah sebelumnya (yang telah disetujui oleh mayoritas) berarti membuat perpecahan dalam umat Islam, juga bertentangan dengan prinsip akal sehat, karena boleh jadi seorang kurang ber-taqwa tapi dalam hal pemerintahan sangat cakap. Sedangkan seorang yang ber-taqwa justru mungkin saja tidak menguasai masalah pemerintahan.

Bila menganggap Imamah adalah Khalifah Bathin mungkin saja bisa, tapi membatasi hanya 12 bertentangan dengan banyak hadits shahih tentang para Wali Allah yang tidak pernah disebut dari keluarga tertentu, apalagi dengan pembatasan jumlahnya. Idealnya memang seorang Khalifah zhahir

(Waliyyul Amri) dipilih dari mereka yang juga menjabat Khalifah bathin (Waliyyul Mursyid). Tapi pertanyaannya siapakah yang mengetahui Wali-wali Allah, apalagi yang berderajatWaliyyul Mursyid, kalau bukan Allah sendiri.

5. Perkembangan Ahlul Bait

5.1. Setelah wafatnya Muhammad

Berkembangnya Ahlul-Bait walaupun sepanjang sejarah kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah mengalami penindasan luar biasa, adalah berkah dari do’a Muhammad kepada mempelai pengantin Fatimah putri beliau dan Ali di dalam pernikahan yang sangat sederhana. Doa Nabi SAW adalah,”Semoga Allah memberkahi kalian berdua, memberkahi apa yang ada pada kalian berdua, membuat kalian berbahagia dan mengeluarkan dari kalian keturunan yang banyak dan baik” Setelah mengalami titik noda paling kelam dalam sejarah Bani Umayyah, dimana cucu Nabi SAW, al-Husain bersama keluarga dibantai di Karbala, pemerintahan berikutnya dari Bani Abbasiyah yang sebetulnya masih kerabat (diturunkan melalui Abbas bin Abdul-Muththalib) tampaknya juga tak mau kalah dalam membantai keturunan Nabi SAW yang saat itu sudah berkembang banyak baik melalui jalur Ali Zainal Abidin satu-satunya putra Husain bin Ali yang selamat dari pembantaian di Karbala, juga melalui jalur putra-putra Hasan bin Ali.

5.2. Setelah berakhirnya Bani Abbasiyah

5.2.1. Perkembangan di berbagai negara

Menurut berbagai penelaahan sejarah, keturunan Hasan bin Ali banyak yang selamat dengan melarikan diri ke arah Barat hingga mencapai Maroko. Sampai sekarang, keluarga kerajaan Maroko mengklaim keturunan dari Hasan melalui cucu beliau Idris bin Abdullah, karena itu keluarga mereka dinamakan dinasti Idrissiyyah. [6] Selain itu pula, ulama-ulama besar seperti Syekh Abu Hasan Syadzili Maroko (pendiri Tarekat Syadziliyah) yang nasabnya sampai kepada Hasan melalui cucunya Isa bin Muhammad. Mesir dan Iraq adalah negeri yang ulama Ahlul Baitnya banyak dari keturunan Hasan dan Husain. Abdul Qadir Jilani seorang ulama yang dianggap sebagai Sufi terbesar dengan julukan ‘Mawar kota Baghdad’ adalah keturunan Hasan melalui cucunya Abdullah bin Hasan al-Muthanna. Persia hingga ke arah Timur seperti India sampai Asia Tenggara (termasuk Indonesia) didominasi para ulama dari keturunan Husain bin Ali. Bedanya, ulama Ahlul Bait di tanah Parsi banyak dari keturunan Musa al-Kadzim bin Ja'far ash-Shadiq seperti Ayatullah Ruhollah Khomeini karena itu ia juga bergelar Al-Musawi karena keturunan dari Imam Musa al-Kadzim, sedangkan di Hadramaut (Yaman), Gujarat dan Malabar (India) hingga Indonesia ulama Ahlul Baitnya banyak dari keturunan Ali Uraidhi bin Jafar ash-Shadiq terutama melalui jalur Syekh Muhammad Shahib Mirbath dan Imam Muhammad Faqih Muqaddam ulama dan sufi terbesar Hadramaut di zamannya (abad 12-13M).

5.2.2. Mazhab yang dianut

Mazhab yang dianut para ulama keturunan Husain pun terbagi dua; di Iran, Iraq dan sekitarnya menganut Syi’ah, sedangkan di Yaman, India hingga Indonesia menganut Sunni yang condong kepada tasawuf). Para ulama keturunan Hasan dari Mesir hingga Maroko hampir semuanya adalah kaum Sunni yang condong kepada tasawuf.

6. Referensi

1. AL-ALBANI, M. Nashiruddin; Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Gema Insani Press, 2005. ISBN 979-561-967-5. Hadist no. 1656

2. AL-ALBANI, M. Nashiruddin; Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Gema Insani Press, 2005. ISBN 979-561-967-5. Hadist no. 1657

3. karamallahu wajhah

4. Syi'ah dalam Sunnah, Mencari Titik Temu yang terabaikan; Mudarrisi Yazdi; hal. 28

5. Syi'ah dalam Sunnah, Mencari Titik Temu yang terabaikan; Mudarrisi Yazdi; hal. 29

6. (en)Genealogi Raja Maroko di Royal Ark (http://www.4dw.net/royalark/Morocco/morocco2.htm)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pertemuan I

AKUNTANSI BIAYA I

KODE : AK111
BEBAN KREDIT : 3 SKS
JURUSAN : KA
WAKTU TATAP MUKA : 1 X 50 Menit
WAKTU TUGAS PRAKTEK : 1 x 100 Menit
WAKTU TUGAS PRAKTIKUM : 1 x 100 Menit
METODE KULIAH : Tatap Muka, Praktek, Praktikum, Tugas, Diskusi
ALAT : Multimedia Projector, Komputer, Whiteboard
EVALUASI : Kehadiran, Tugas, Diskusi, UTS, UAS
DOSEN : Koordinator
T I U : Mata Kuliah ini bertujuan memberi pengetahuan dasar mengenai konsep biaya dan akuntansi biaya untuk tujuan penentuan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Selain itu akan membahas tentang biaya standar.


POKOK BAHASAN

SUB POKOK BAHASAN

TIK

1. Akuntansi biaya, sifat biaya dan kegunaan.




2. Konsep dan prilaku biaya.










3. Kalkulasi biaya produksi (Job Order).










4. Masalah-masalah dalam biaya produksi harga pokok pesanan.


5. Kalkulasi biaya produksi (process costing)










6. Metode harga pokok proses lanjutan.







7. Metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan beberapa macam produk.






8. Harga pokok standar.




9. Perhitungan dan analisis selisih biaya produksi langsung.



10. Perhitungan dan analisis selisih biaya overhead.


• Pengertian dan penggunaan akuntansi biaya.
• Data akuntansi biaya untuk tujuan manajemen.
• Revolusi dalam akuntansi biaya.
• Kalkulasi biaya.

• Konsep biaya.
• Biaya dan elemen biaya.
• Biaya periode versus biaya produksi.
• Komposisi biaya produk.
• Biaya untuk pengambilan keputusan manajerial.
• Perbandingan konsep biaya dan marjin.



• Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur dan siklus harga pokok produk.
• Karakteristik metode harga pokok pesanan.
• Prosedur akuntansi pesanan melalui satu departemen.
• Penggolahan pesanan melalui beberapa departemen




• Pengertian dan defenisi.
• Sisa bahan (scrap).
• Produk rusak (spoile goods)
• Produk cacata (defective goods).


• Pengertian dan defenisi.
• Karakteristik metode harga pokok proses.
• Manfaat informasi harga pokok produksi.
• Metode harga pokok produk diolah melalui satu departemen.
• Metode harga pokok produk diolah melalui lebih dari satu departemen.




• Pengaruh produk hilang dalam proses produksi terhadap [erhitungan harga pokok satuan.
• Persediaan produk dalam proses awal.
• Metode harga pokok FIFO dan metode rata-rata (average method).

• Pengertian produk bersama (joint product) dan produk sampingan.
• akuntansi produk bersama.
• Akuntansi produk sampingan



• Pengertian biaya standar.
• Manfaat dalam pengendalian biaya.
• Prosedur penentuan biaya standar.



• Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.
• Analisis selisis biaya produksi langsung model satu selisih, model dua selisih dan model tiga selisih.

• Analisis selisis biaya overhead model satu selisih, model dua selisih, model tiga selisih, dan empat selisih.

• Mhs diharapkan dpt memahami sistem akuntansi biaya dan kegunaan akuntansi biaya dalam kalkulasi biaya.


• Mhs dapat memahami konsep dasar biaya dan penyajiannya di dalam laporan keuangan.

• Mhs dapat memahami bagaimana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead ditam- bahkan pada suatu produk disetiap tingkat proses produksi.
• Mhs diharapkan dapat memahami siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur.

• Penerapan metode harga pokok pesanan dan bagaimana prosedur akuntansi untuk produk yang diolah melalui satu departemen dan lebih dari satu departemen.

• Mhs diharapkan dapat memahami bagaimana perlakuan akuntansi untuk sisa bahan, produk rusak dan produk catat.

• Mhs diharapkan dapat memahami tentang karakteristik perhitungan biaya dalam metode harga pokok proses.
• Penerapan metode harga pokok proses dan bagamana prosedur akuntansi untuk produk yang diolah melalui satu departemen dan lebih dari satu departemen.

• Mhs diharapkan dapat memahami penerapan pengaruh produk hilang dalam perhitungan harga pokok produksi dgn menggonakan metode FIFO, dan metode rata -rata.

• Mhs diharapkan dapat menmahami penerapan perlakuan akuntansi untuk metode penentuan harga pokok pada perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk.
• Mhs diharapkan dapat memahami pengertian dan manfaat biaya standar untuk tujuan pengendalian biaya.

• Mhs dapat melakuka perhitungan, dan melakukan analisis biaya produksi langsung (bahan baku dan tenaga kerja).

• Mhs dapat melakukan perhitungan dan melakukan analisis biaya produksi biaya overhead pabrik.


Daftar Pustaka:
1. MF. Usry, Cost Accounting, South Western.
2. Usry Hammer, Akuntansi Biaya, Penerbit Erlanga, Jakarta.
3. L. Gayle Rayburn, Akuntansi Biaya (dengan menggunakan pendekatan manajemen biaya) edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. RA. Supriyono, Akuntansi Biaya (Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok), Penerbit BPFE Yogyakarta.
5. Mulyadi, Akuntansi Biaya, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
6. Ikatan Akuntansi Indonesi, Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tahun 2004, Penerbit Salemba Empat.


PERTEMUAN 1

Pengertian Akuntansi Biaya
Bidang ilmu akuntansi yang mempelajari cara mencatat, mengukur dan pelaporan informasi biaya yang digunakan, penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi dan dijual kepada pemesan Maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual.

Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya
• Fokus Informasi
Akuntansi keuangan fokusnya pada data masa lalu atau data historis.
Akuntansi biaya titik fokusnya untuk masa yang akan datang.

• Rentang Waktu
Akuntansi keuangan menggunakan rentang waktu kurang fleksibel dengan jangka waktu yang relatif panjang seperti semester, tahun.
Akuntansi biaya menggunakan waktu relatif fleksibel seperti harian, mingguan, bulanan, tahunan.

• Lingkup Informasi
Akuntansi keuangan menyajikan informasi untuk keseluruhan perusahaan seperti laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal.
Akuntansi biaya hanya menyediakan informasi untuk sebagian perusahaan yang akan digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan.

• Sifat Informasi
Akuntansi keuangan mengutamakan ketepatan informasi yang digunakan.
Akuntansi biaya mengutamakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dimasa datang.



• Pihak Berkepentingan
Akuntansi keuangan ditujukan untuk pelaporan kepada pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditur, debitur, karyawan dan pelaporan pajak.
Akuntansi biaya ditujukan untuk internal perusahaan seperti penilaian persediaan, penentuan harga pokok perusahaan dengan tujuan pengambilan keputusan bagi manajemen.

KONSEP BIAYA
• Biaya (Cost)
Merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh :
- Persediaan bahan baku
- Persediaan produk dalam proses
- Persediaan produk selesai
- Supplies atau aktiva yang belum digunakan

• Beban (Expense)
Merupakan biaya yang telah memberikan manfaat dan telah habis.
Contoh :
- Beban penyusutan
- Beban pemasaran
- Beban yang tergolong sebagai biaya operasi

• Cara membedakan antara biaya dan beban, misalnya :
- Pembelian mesin, nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin tersebut merupakan biaya tetapi setelah dipakai akan menimbulkan penyusutan terhadap mesin yang akan menjadi beban.
- Perkengkapan kantor yang masih tinggal digolongkan sebagai biaya sedangkan yang sudah terpakai digolongkan sebagai beban.
- Persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, produk selesai yang masih tinggal dan belum terjual digolongkan sebagai biaya sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan dan digolongkan sebagai beban.

OBJEK BIAYA
Merupakan tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur.
1. Produk
2. Produksi
3. Departemen
4. Devisi
5. Lini Produk
6. Kontrak
7. Pesanan pelanggan
8. Proyek
9. Proses
10. Tujuan strategis

KLASIFIKASI BIAYA
1. BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN PRODUK
Biaya dalam hubungan dengan produk dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi biaya non produksi

BIAYA PRODUKSI
Merupakan biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya – biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.
Contoh :
- Kayu dalam pembuatan meubel
- Kain dalam pembuatan pakaian
- Karet dalam pembuatan ban
- Minyak mentah dalam pembuatan bensin
- Kulit dalam pembuatan sepatu
- Tepung dalam pembuatan kue

2. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
Contoh :
- Upah koki kue
- Upah tukang serut dan potong kayu dalam pembuatan meubel
- Tukang jahit, bordir, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian
- Tukang linting rokok dalam pabrik rokok
- Operator mesin

3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi
a. Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong)
Bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
Contoh :
- Amplas
- Pola kertas
- Oli dan minyak pelumas
- Paku
- Staples

b. Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.
Contoh :
- Gaji satpam pabrik
- Gaji pengawas pabrik
- Pegawai pabrik
c. Bahan tidak langsung lainnya
Biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.
Contoh :
- Pajak bumi dan bangunan pabrik
- Listrik pabrik
- Air dan tlp pabrik
- Sewa pabrik
- Asuransi pabrik

Biaya Utama
Merupakan gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung

Biaya Konversi
Merupakan biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku langsung menjadi produk selesai. Biaya ini gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

BIAYA NON PRODUKSI
Merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi.
1. Beban pemasaran
Biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ketangan konsumen
Contoh :
- Beban iklan
- Promosi
- Komisi penjualan
- Pengiriman barang
- Hiburan
- Telp

2. Beban administrasi
Biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan kegiatan penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan effisien.
Contoh :
- Gaji administrasi kantor
- Sewa kantor
- Penyusutan kantor
- Biaya piutang tak tertagih
- Biaya atk

3. Beban keuangan
Biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi – fungsi keuangan.
Contoh :
- Beban bunga

2. BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN VOLUME PRODUKSI
1. Biaya variabel
Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan tetapi secara perunit tetap.
Contoh :
- Perlengkapan
- Bahan bakar
- Royalty
- Biaya komunikasi
- Upah lembur

2. Biaya tetap
Biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu tetapi secara per unit berubah.
Contoh :
- Pajak properti
- Gaji eksekutif produksi
- Sewa
- Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan
- Gaji supervisor

3. Biaya semi
Biaya di dalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel.
a. Biaya semi variabel
Biaya di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variabel.
Contoh :
- Biaya listrik
- Tlp dan air
- Bensin
- Perlengkapan
- Pajak penghasilan
b. Biaya semi tetap
Biaya yang berubah dan volume secara bertahap

Biaya Dalam Hubungan dengan Departemen Produksi
Perusahaan pabrik dapat dikelompokkan menjadi segmen – segmen dengan berbagai nama seperti; departemen, kelompok biaya, pusat biaya, unit kerja yang dapat digunakan dalam mengelompokkan biaya menjadi biaya langsung departmen dan biaya tidak langsung departemen.

1. Biaya Langsung Departeman
Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan.
Contoh:
• Gaji mandor pabrik yang digunakan oleh departemen bersangkutan merupakan biaya langsung bagi departemen.
2. Biaya Tidak Langsung Departemen
Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke dapartemen bersangkutan.
Contoh:
• Biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing – masing departemen, oleh karena itu biaya tersebut merupakan biaya tidak langsung departemen.

Biaya Dalam Hubungan Dengan Periode Waktu
Dalam hubungannya dengan periode waktu biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya pengeluaran modal dan biaya pengeluaran pendapatan.
1. Biaya Pengeluaran Modal
Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva.
Contoh:
• Pembelian mesin dan peralatan
3. Biaya Pengeluaran Pendapatan
Biaya pengeluaran pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.
Contoh:
• Mesin atau peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan penyusutan. Penyusutan ini disebut sebagai pengeluaran pendapatan yang akan dilaporkan sebagai beban.

Biaya Dalam Hubungannya Dengan Pengambilan Keputusan
Biaya dalam rangka pengambilan keputusan dapat dilekompokkan menjadi biaya relevan dan biaya tidak relevan.
1. Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda.
Biaya relevan terdiri dari:
a. Biaya diferensial
Biaya diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternatif pilihan. Biaya diferensial disebut juga dengan biaya marginal atau biaya incremental.
Contoh:
• Perusahaan mempunyai dua pilihan dalam penggunaan bahan yaitu logam dan besi. Jika menggunakan logam biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 100.000, sedangkan jikan menggunakan besi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 150.000. Dari keterangan diatas terlihat bahwa ada dua alternatif ynag berbeda dengan dua biaya yang berbeda. Perbedaan tersebut sebesar Rp. 50.000.
b. Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif.
Contoh:
• Perusahaan mempunyai dua alternatif yang berbeda terhadap sebuah mobil, apakah mobil tersebut dijual atua desewakan. Alternatif pertama, dengan menjual mobil maka perusahaan akan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 50.000.000. Alternatif kedua, mobil tersebut sapat disewakan dengan pendapatan sebesar Rp. 60.000.000. Jika alternatif yang dipilih adalah menjual mobil tersebut, maka ada kesempatan yang hilang yaitu sebesar Rp. 60.000.000 jika memilih disewakan.
c. Biaya Tersamar
Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Contoh:
• Biaya bunga
d. Biaya Nyata
Biaya nyata adalah biaya yang benar – benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternatif.
Contoh:
• Biaya yang dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari luar.
e. Biaya Yang Dapat Dilacak
Biaya dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada produk selesai.
Contoh:
• Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2. Biaya Tidak Relevan
Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun. Biaya tidak relevan dapat dikelompokkan menjadi elemen:
a. Biaya Masa Lalu
Biaya masa lalu atau biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Contoh:
• Pembelian mesin
b. Biaya Terbenam
Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali.
Contoh:
• Kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan penyusutan bangunan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My_Slide

Free Glitter text generatorFree Glitter text generatorFree Glitter text generatorFree Glitter text generatorFree Glitter text generatorFree Glitter text generator

By :

Rihlah Sa'idah